Jumat, 27 Februari 2015

[016] An Nahl Ayat 012

««•»»
Surah An Nahl 12

وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومُ مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
««•»»
wasakhkhara lakumu allayla waalnnahaara waalsysyamsa waalqamara waalnnujuumu musakhkharaatun bi-amrihi inna fii dzaalika laaayaatin liqawmin ya'qiluuna
««•»»
Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya),
««•»»
He disposed the night and the day for you, and the sun, the moon and the stars are disposed by His command. There are indeed signs in that for a people who apply reason.
««•»»

Kemudian, Allah SWT menjelaskan bahwa Dialah yang mengendalikan malam dan siang, matahari dan bulan. Kesemuanya itu untuk kepentingan manusia. Sebagai nikmai yang diciptakan Allah untuk mereka. Allah SWT mengendalikan siang dan malam secara berganti-ganti. Malam sebagai waktu untuk manusia beristirahat dan tidur agar tenang pikirannya di siang harinya. Sedang siang adalah waktu untuk mereka berusaha mencari rezeki guna memenuhi kebutuhan hidup mereka. Allah SWT men menyebutkan matahari dan bulan. Matahari sebagai penyebab adanya siang dan malam. Apabila matahari muncul di cakrawala di bagian bola langit sebelah timur berarti hari sudah mulai siang dan makin lama matahari makin meninggi bergerak di angkasa secara perlahan-lahan dan apabila matahari telah tenggelam di bagian ufuk sebelah barat berarti malam telah mulai tiba. Matahari sebagai sumber tenaga yang sangat diperlukan bagi segenap kehidupan yang ada di permukaan bumi ini, diperlukan oleh manusia oleh binatang dan tumbuh-tumbuhan.

Bulan mempunyai perjalanan yang lebih cepat dari matahari sehingga menyebabkan kedudukan dan rupa-rupa semu yang berubah-ubah. Pada suatu saat ia berbentuk sabit beberapa hari kemudian bertambah besar akhirnya menjadi bulan purnama, sesudah itu cahayanya mulai berkurang, sehingga habis sama sekali, saat itu disebut bulan mati. Dari perubahan-perubahan rupa-rupa semua inilah orang dapat mengetahui tanggal yang sangat bermanfaat bagi pelaksanaan ibadat. Secara singkat dapat dikatakan bahwa benda langit itu merupakan nikmat Allah yang sangat besar bagi manusia, baik manfaat bagi kehidupan mereka ataupun manfaat bagi pengetahuan mereka.

Allah SWT menyebutkan juga bahwa Dia mengendalikan bintang-bintang yang bergerak pada orbitnya sendiri-sendiri dengan hukum-hukum yang telah ditetapkan Tuhan. Gerakannya begitu teratur dan tetap, demikian pula posisi dan konstelasinya. Hal ini memberikan petunjuk kepada manusia untuk mengetahui posisi mereka di permukaan bumi dengan berpedoman kepada kedudukan bintang-bintang itu, baik di daratan, di lautan maupun di udara, terutama pada saat tanda-tanda dan rambu-rambu pengenal lainnya tak dapat dilihat.

Di rakhir ayat Allah SWT menandaskan sekali lagi bahwa matahari bulan dan bintang itu menjadi tanda bukti yang jelas bagi mereka yang suka memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah itu dan dapat memahami hukum-hukum yang berlaku terhadapnya.

Disebutkan bahwa tanda-tanda kekuasaan itu sebagai bukti bagi orang yang berakal, memberikan pengertian bahwa memikirkan tanda-tanda kekuasaan yang terdapat di angkasa tidaklah hanya di dapat dengan penglihatan selintas saja melainkan dengan merenungkan dan memikirkan dengan akal yang sehat. Berbeda dengan memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah yang terdapat di permukaan bumi.

Dalam hal ini dengan pandangan selintas saja manusia akan dapat mengetahui keagungan pencipta-Nya, dan dalam hal ini manusia dapat melihat tanda-tanda kekuasaan itu secara langsung. Sedang memperhatikan benda-benda langit, selain benda langit itu yang terlihat hanya rupa-rupa semu saja, juga yang terlihat oleh mata itu hanya sesungguhnya merupakan akibat saja dari keadaan yang sebenarnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Dia menundukkan malam dan siang untuk kalian, dan matahari) lafal wasysyamsa bila dibaca nashab berarti diathafkan kepada lafal sebelumnya, bila dibaca rafa' berarti menjadi mubtada (bulan dan bintang-bintang) kedua lafal ini dapat dibaca nashab dan rafa` (ditundukkan) kalau dibaca nashab, maka berkedudukan menjadi hal, dan kalau dibaca rafa` maka menjadi khabar (dengan perintah-Nya) berdasarkan kehendak-Nya.

(Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang memahami-Nya) bagi kaum yang mau memikirkannya.
««•»»
And He disposed for you the night and the day and the sun (wa’l-shamsa, read in the accusative as a supplement to what precedes it; or read wa’l-shamsu in the nominative as a subject [of a new sentence]) and the moon and the stars (also read both ways) are disposed (musakhkharātin, read in the accusative as a circumstantial qualifier, or in the nominative [musakhkharātun] as a predicate) by His command, by His will. Surely in that there are signs for people who understand, [a people] who reflect.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 11][AYAT 13]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
12of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=12&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#16:12

[016] An Nahl Ayat 011

««•»»
Surah An Nahl 11

يُنْبِتُ لَكُمْ بِهِ الزَّرْعَ وَالزَّيْتُونَ وَالنَّخِيلَ وَالْأَعْنَابَ وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
««•»»
yunbitu lakum bihi alzzar'a waalzzaytuuna waalnnakhiila waal-a'naaba wamin kulli altstsamaraati inna fii dzaalika laaayatan liqawmin yatafakkaruuna
««•»»
dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.
««•»»
With it He makes the crops grow for you and olives, date palms, vines, and fruits of all kinds. There is indeed a sign in that for a people who reflect.
««•»»

Dan karena hujan itu pulalah Allah SWT menumbuhkan tanam-tanaman yang buahnya dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dari jenis rumput rumputan, manusia dapat memperoleh bahan makanan dan zaitun mereka dapat memperoleh rempah-rempah, dan dari kurma dan anggur mereka dapat memperoleh buah-buahan sebagai penambah lezatnya makanan mereka.

Kemudian disebut pula segala macam buah-buahan, agar manusia dapat mengetahui kekuasaan Nya yang tidak terbatas, yaitu dari air yang sama Allah SWT berkuasa menumbuhkan tanam-tanaman yang beraneka ragam dan mengeluarkan buah-buahan yang beraneka ragam bentuk. Warna dan rasanya. Segala macam tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan bahan pemenuhan kebutuhan hidup mereka, adalah nikmat yang diberikan oleh Allah dan sekaligus sebagai bukti keesaan Tuhan bagi orang yang mengingkari Nya.

Pada akhir ayat Allah SWT menandaskan bahwa segala macam nikmat yang diturunkan baik secara langsung ataupun tidak langsung adalah merupakan bukti-bukti kebenaran bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan kecuali Allah. Bukti-bukti itu dapat diketahui oleh orang-orang yang memperhatikan dan memikirkan tanda-tanda kekuasaan Tuhan serta memikirkan hukum-hukum yang berlaku di dalamnya.

Bukti-bukti kekuasaan Tuhan yang terdapat di kolong langit ini cukup memberikan kepuasan pada orang yang benar-benar memperhatikan kekuasaan Nya dan cukup kuat untuk mempercayai keesaan Nya.

Sebagai contoh misalnya orang yang memperhatikan biji-bijian, baik biji tunggal ataupun yang berkeping dua, yang terletak di permukaan tanah yang dibasahi oleh embun, lama kelamaan merkahlah biji itu dan keluarlah akarnya menembus permukaan bumi. Kemudian tumbuh batang dan dedaunan.

Dan kemudian berkembang menjadi besar berbunga dan berbuah. Satu hal yang menarik perhatian ialah biji-bijian yang hampir sama menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam dan menghasilkan buah-buahan yang bermacam-macam bentuk warna dan rasanya.

Orang yang demikian tentunya akan melihat bahwa pencipta dari segala macam tumbuh-tumbuhan itu ialah Zat Yang Maha Sempurna yang tidak bisa disaingi oleh zat-zat yang lain. Dialah yang berhak dipertuhan dan berhak disembah.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dia menumbuhkan bagi kalian dengan air itu tanam-tanaman, zaitun, kurma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu) hal yang telah disebutkan itu (benar-benar ada tanda) yang menunjukkan akan keesaan Allah swt. (bagi kaum yang memikirkan) mengenai ciptaan-Nya sehingga mereka mau beriman karenanya.
««•»»
With it He makes the crops grow for you, and olives and date-palms and vines and all kinds of fruit. Surely in that, which is mentioned, there is a sign, indicating His Oneness, exalted He be, for people who reflect, upon His handiwork and therefore believe.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 10][AYAT 12]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
11of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=11&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#16:11

Rabu, 18 Februari 2015

[016] An Nahl Ayat 010

««•»»
Surah An Nahl 10

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً لَكُمْ مِنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ
««•»»
huwa alladzii anzala mina alssamaa-i maa-an lakum minhu syaraabun waminhu syajarun fiihi tusiimuuna
««•»»
dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.
««•»»
It is He who sends down water from the sky: from it you get your drink and from it are [sustained] the plants wherein you pasture your herds.
««•»»

Setelah Allah SWT menyebutkan nikmat Nya yang dapat dirasakan oleh manusia di permukaan bumi yaitu nikmat yang mereka peroleh dari binatang yang dapat mencukupkan keperluan hidup manusia, maka Allah SWT menyebutkan pula nikmat yang diperoleh manusia dari langit secara langsung atau tidak langsung.

Nikmat Allah yang mereka peroleh secara langsung adalah hujan yang diturunkan dari langit, air hujan dapat dijadikan air minum dan keperluan lainnya dalam kehidupan mereka sehari-hari, seperti mandi, mencuci pakaian dan lain sebagainya. Dan karena air hujan, udara yang panas menjadi sejuk menyegarkan badan.

Sedang nikmat Allah yang diperoleh secara tidak langsung dari air hujan itu adalah, air hujan itu dapat mengairi segala macam tumbuh-tumbuhan, pohon-pohonan dan rerumputan. Di padang rumput ini manusia menggembalakan binatang ternak mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dialah Yang telah menurunkan air hujan itu dari langit untuk kalian, sebagiannya menjadi minuman) untuk kalian minum (dan sebagiannya menjadi tumbuh-tumbuhan) maksudnya oleh sebab air itu menjadi suburlah tumbuh-tumbuhan (yang pada tempat tumbuhnya kalian menggembalakan ternak kalian) kalian jadikan sebagai tempat menggembalakan ternak.
««•»»
He it is Who sends down water from the heaven, whence you have drink, for you to drink, and whence are trees, which grow because of this [water], whereat you let your animals graze.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 9][AYAT 11]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
10of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=10&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#16:10

[016] An Nahl Ayat 009

««•»»
Surah An Nahl 9

وَعَلَى اللَّهِ قَصْدُ السَّبِيلِ وَمِنْهَا جَائِرٌ وَلَوْ شَاءَ لَهَدَاكُمْ أَجْمَعِينَ
««•»»
wa'alaa allaahi qashdu alssabiili waminhaa jaa-irun walaw syaa-a lahadaakum ajma'iina
««•»»
Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus, dan di antara jalan-jalan ada yang bengkok. Dan jikalau Dia menghendaki, tentulah Dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang benar).
««•»»
With Allah rests guidance to the straight path,[1] and some of them[2] are devious, and had He wished He would have guided you all.
[1] Cf. 20:50; 76:3; 92:12.
[2] That is, some of the paths. Cf. 6:153
««•»»

Sesudah itu Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan nikmat Nya yang berguna untuk kepentingan jiwa mereka, agar mereka mengetahui dan mensyukuri Pencipta Alam Semesta ini dan Pencipta nikmat yang sangat luas ini.

Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan bahwa Dia lah yang mempunyai kekuasaan tertinggi untuk membimbing manusia ke jalan yang lurus, agar manusia sampai pada kebenaran dengan memberikan bimbingan wahyu kepada para Rasul Nya dan memerintahkan agar mengajak manusia menaati bimbingan wahyu itu. Dengan demikian maka barang siapa mengikuti bimbingan itu berarti ia akan peroleh kebahagiaan, dan kebahagiaan itu sangat berguna bagi dirinya, tetapi barang siapa yang menempuh jalan sesat maka deritanya akan dirasakannya sendiri.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.
(QS Al An'am [6]:153).

Dan firman Nya:
قَالَ هَذَا صِرَاطٌ عَلَيَّ مُسْتَقِيمٌ
Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus, kewajipan aku lah (menjaganya)".
(QS Al Hijr [15]:41)

Dan firman-Nya:إِنَّ عَلَيْنَا لَلْهُدَى
Sesungguhnya kewajiban Kami lah memberi petunjuk.
(QS Al Lail []:12).

Di samping jalan lurus itu ada jalan lain yang menyimpang dari kebenaran yang apabila manusia melalui jalan itu tidak akan mencapai kebahagiaan, jalan itu adalah jalan yang tersesat, yang membawa manusia pada perpecahan dan kehancuran.

Dimaksud dengan jalan lurus ini ialah Agama Islam, sedang jalan yang tersesat ialah agama-agama yang lain, baik agama itu berlandaskan pada wahyu yang diturunkan kepada Nabi-nabi dan Rasul-rasul yang telah berubah dari sumber aslinya ataupun agama yang berlandaskan pada hasil pemikiran atau renungan semata.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa jalan lurus yang mengantarkan manusia untuk memperoleh kebahagiaan hanyalah Agama Islam, yaitu agama yang disyariatkan Allah dan diwahyukan Nya kepada Nabi Muhammad Shalallaahu 'Alayhi Wasallam. Yaitu Agama yang sesuai dengan fitrah manusia.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah) (tataplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
(QS Ar Ruum [30]:30).
Untuk membimbing manusia seluruhnya beragama tauhid, tentulah Allah berkuasa, akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta'ala Maha Bijaksana, Ia telah memberi akal pikiran kepada manusia agar dipergunakan sebagaimana mestinya, dan Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberikan bimbingan wahyu kepada manusia dengan Rasul Nya, agar manusia melaksanakan tuntunan wahyu itu dengan diberi pilihan.

Untuk mendorong minat manusia melakukan amal yang baik, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjanjikan pahala, dan untuk menghilangkan minat mereka melakukan amal yang jelek, Allah telah mengancam bagi pelaku-pelakunya dengan ancaman yang pedih. Hal ini dimaksudkan agar manusia suka mengikuti petunjuk petunjuk Nya dan menghindari larangan-larangan Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan hak bagi Allah menerangkan jalan yang lurus) hak bagi Allah menjelaskannya (dan di antara jalan-jalan) tersebut (ada yang bengkok) menyimpang dari jalan yang lurus. (Dan jika Dia menghendaki) untuk memberi petunjuk kepada kalian (niscaya Dia memberi petunjuk kepada kalian) ke jalan yang lurus (semuanya) sehingga kalian semua mendapat petunjuk ke jalan yang lurus itu atas kehendak kalian sendiri.
««•»»
And God’s is the direction of the way, that is, to point out the straight path, and some of them, that is, the paths, are deviant, swerving away from straightness. And had He willed, to guide you, He would have guided you, to seek the way, all, so that you would be [rightly] guided of your own choice.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 8][AYAT 10]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
9of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=9&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#16:9

[016] An Nahl Ayat 008

««•»»
Surah An Nahl 8

وَالْخَيْلَ وَالْبِغَالَ وَالْحَمِيرَ لِتَرْكَبُوهَا وَزِينَةً وَيَخْلُقُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
««•»»
waalkhayla waalbighaala waalhamiira litarkabuuhaa waziinatan wayakhluqu maa laa ta'lamuuna
««•»»
Dan (Dia telah menciptakan) kuda, bagal {820}, dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.
{820} Bagal Yaitu peranakan kuda dengan keledai.
««•»»
And horses, mules and asses, for you to ride them, and for adornment, and He creates what you do not know.
««•»»

Sesudah itu Allah SWT menyebutkan beberapa binatang ternak yang bermanfaat bagi hidup dan kehidupan manusia itu, yaitu Allah menciptakan kuda, bagal dan keledai untuk dikendarai dan dijadikan perhiasan yang menyenangkan.

Ada segolongan Fuqaha yang mengharamkan daging kuda. Mereka ini mengemukakan alasan bahwa kuda itu diciptakan Allah untuk dijadikan kendaraan bukan untuk dimakan. Alasan ini diperkuat dengan mantuqnya ayat.

Di dalam ayat ini disebutkan 3 jenis binatang ternak. Hal ini menunjukkan bahwa kuda dan keledai hukumnya sama-sama haram dimakan. Dan seumpama ketiga binatang ini boleh dimakan tentulah disebutkan di dalam ayat ini, sebab kebutuhan seseorang untuk makan lebih terasa dari pada kebutuhan mereka terhadap kendaraan.

Akan tetapi alasan yang dikemukakan di atas ini tidak disetujui oleh kalangan fuqaha yang lain dengan alasan bahwa seandainya ayat ini menunjukkan keharaman kuda, tentulah keledai yang dipelihara termasuk ke dalamnya.

Dan kalau memang demikian pengertiannya, tentulah pada saat terjadinya perang Khaibar tidak perlu adanya penegasan keharaman memakan keledai piaraan itu, karena ayat itu turun jauh sebelum perang Khaibar yaitu turun di Mekah.

Apa lagi banyak terdapat dalil-dalil yang sahih yang membolehkan memakan daging kuda.

Dalil-dali1 ini ialah:

نحرنا على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم فرسا فأكلنا
Kami berkorban seekor kuda pada masa Rasulullah, lalu kami memakan dagingnya.
(H.R. Bukhari dan Muslim dari Asma').

أطعمنا رسول الله صلى الله عليه وسلم لحوم الخيل ونهانا عن لحوم الحمر الأهلية
Rasulullah menyuruh kami memakan daging kuda dan melarang kami memakan daging keledai piaraan.
(H.R Abu Ubaid, Ibnu Abi Syaibah, Turmuzi dan Nasa'I dan lain-lain dari Jabir).

نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن لحوم الحمر الأهلية وأذن فى الخيل
Rasulullah melarang memakan daging keledai piaraan dan membolehkan memakan daging kuda.
(H.R Bukhari dari Abu Daud dari Jabir).

Di samping hadis tersebut, memang ada hadis yang melarang memakan daging kuda, bagal dan keledai.
نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم عن أكل كل ذى ناب من السباع وعن البغال وعن لحوم الحمر الأهليه
Rasulullah melarang memakan daging tiap-tiap binatang buas yang bertaring, daging kuda bagal dan keledai piaraan.

Hanya saja di antara sanad-sanad hadis ini terdapat orang yang namanya Salah bin Yahya sedang orang ini diragukan kekuatan hafalannya.

Dan seumpama hadis ini sahih, nilai kekuatannya tidak melebihi hadis-hadis sahih yang lain lebih banyak yang membolehkan memakan daging keledai itu.

Dengan singkat dapat dikatakan bahwa hadis yang melarang memakan daging kuda, bagal dan keledai itu terjadi sebelum peristiwa Khaibar, oleh sebab itu maka tidak ada halangannya apabila hadis ini dinasikh oleh hadis yang menerangkan kebolehannya.

Di akhir ayat Allah SWT menyebutkan bahwa Dia menciptakan semua makhluk yang belum diketahui oleh manusia, baik binatang darat, laut ataupun ataupun angkasa yang dapat diambil manfaatnya oleh manusia, seperti binatang-binatang ternak, berkuku genap ataupun berkuku ganjil, yang disebut dalam ayat-ayat sebelum ayat ini, agar manusia dapat memahami betapa luasnya nikmat Allah SWT yang diberikan kepada mereka yang tiada putus-putusnya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan) Dia telah menciptakan (kuda, bighal dan keledai agar kalian menungganginya dan menjadikannya sebagai perhiasan) lafal ziinatan menjadi maf`ul lah. Disebutkannya kedua `illat itu, yaitu untuk ditunggangi dan dianggap sebagai perhiasan hal ini sama sekali tidak bertentangan dengan manfaat lain yang ada padanya. Seperti halnya pada kuda, selain dapat ditunggangi dan dijadikan perhiasan dagingnya dapat dimakan, hal ini telah ditetapkan berdasarkan hadis kitab Sahih Bukhari dan Muslim. (Dan Allah menciptakan apa yang kalian tidak mengetahuinya) berupa hal-hal yang aneh dan menakjubkan.
««•»»
And, He created, horses and mules and asses, that you may ride them, and for adornment (wa-zīnatan is an object denoting reason; the use of both of these reasons [‘to ride’ and ‘for adornment’] as illustrations of [God’s] graces does not preclude that they may have been created for other purposes, such as for consumption in the case of horses — which is established [as lawful] by a hadīth in both Sahīhs [of Bukhārī and Muslim]); and He creates what you do not know, of marvelous and strange things.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 7][AYAT 9]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
8of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=8&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2  
http://al-quran.info/#16:8

[016] An Nahl Ayat 007

««•»»
Surah An Nahl 7

وَتَحْمِلُ أَثْقَالَكُمْ إِلَى بَلَدٍ لَمْ تَكُونُوا بَالِغِيهِ إِلَّا بِشِقِّ الْأَنْفُسِ إِنَّ رَبَّكُمْ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ
««•»»
watahmilu atsqaalakum ilaa baladin lam takuunuu baalighiihi illaa bisyiqqi al-anfusi inna rabbakum larauufun rahiimun
««•»»
Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
««•»»
And they bear your burdens to towns which you could not reach except by straining yourselves. Indeed your Lord is most kind and merciful. 
««•»»

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebutkan nikmat Nya yang lain yang diperoleh manusia dari binatang ternak itu yakni mengangkut barang/beban manusia yang berat tanpa bersusah payah.

Allah berfirman:
وَإِنَّ لَكُمْ فِي الْأَنْعَامِ لَعِبْرَةً نُسْقِيكُمْ مِمَّا فِي بُطُونِهَا وَلَكُمْ فِيهَا مَنَافِعُ كَثِيرَةٌ وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ
Dan sesungguhnya pada binatang-binatang ternak, benar-benar terdapat pelajaran yang penting bagi kamu. Kami memberi minum kamu dan air susu yang ada dalam perutnya, dan (juga) pada binatang-binatang ternak itu terdapat faedah yang banyak untuk kamu, dan sebagian daripadanya kamu makan.
(QS. Al-Mu'minun [23]:21)

Dan firman Nya:
اللَّهُ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَنْعَامَ لِتَرْكَبُوا مِنْهَا وَمِنْهَا تَأْكُلُونَ
Allah lah yang menjadikan binatang ternak untuk kamu, sebagiannya untuk kamu kendarai dan sebagiannya untuk kamu makan.
(QS. Al Mu'min [40]:79).

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala menegaskan bahwa sebenarnya Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kasih sayang Allah disebutkan dalam ayat ini agar manusia dapat mensyukuri nikmat Allah yang didapat manusia dan binatang ternak itu, yang sangat bermanfaat bagi mereka, sebagai alat pengangkut yang sangat penting artinya bagi kehidupan mereka.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
أَوَلَمْ يَرَوْا أَنَّا خَلَقْنَا لَهُمْ مِمَّا عَمِلَتْ أَيْدِينَا أَنْعَامًا فَهُمْ لَهَا مَالِكُونَ
Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami telah mencipitakan binatang ternak untuk mereka yaitu sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu mereka menguasainya?.
(QS. Yasin [36]:71).

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan ia dapat memikul beban-beban kalian) barang-barang kalian (ke suatu negeri yang kalian tidak sanggup sampai kepadanya) kalian tidak sanggup mencapainya tanpa memakai kendaraan unta (melainkan dengan kesukaran-kesukaran yang memayahkan diri) yang membuat payah diri kalian. (Sesungguhnya Rabb kalian benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) terhadap kalian, Dia telah menciptakannya untuk kalian manfaatkan.
««•»»
And they bear your burdens, your baggage, to a land which you could not reach, without being on camel-back, save with great trouble to yourselves, [save by] straining them. Indeed your Lord is Gentle, Merciful, to you, in having created these for you.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 6][AYAT 8]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
7of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=7&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2  
http://al-quran.info/#16:7

[016] An Nahl Ayat 006

««•»»
Surah An Nahl 6

وَلَكُمْ فِيهَا جَمَالٌ حِينَ تُرِيحُونَ وَحِينَ تَسْرَحُونَ
««•»»
walakum fiihaa jamaalun hiina turiihuuna wahiina tasrahuuna
««•»»
Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan.
««•»»
There is in them a beauty for you when you bring them home for rest and when you drive them forth to pasture.
««•»»

Dalam pada itu Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan pula bahwa manusia memperoleh pemandangan yang indah pada binatang ternak itu, yaitu keindahan mereka rasakan pada saat menggiring binatang ternak itu kembali ke kandang, menjelang senja, dan pemandangan indah yang mereka rasakan pada saat membawa binatang ternak itu melepaskan ke tempat penggembalaan. Keindahan yang dirasakan oleh manusia yang diperoleh dari binatang ternak itu termasuk nikmat Allah yang diberikan kepada hamba Nya.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan kalian memperoleh pandangan yang indah padanya) yakni sebagai perhiasan kalian (ketika kalian membawanya kembali ke kandang) ketika kalian menggiringnya kembali ke kandangnya di waktu sore hari (dan ketika kalian melepaskannya ke tempat penggembalaan) kalian mengeluarkannya dari kandangnya menuju ke tempat penggembalaan di waktu pagi hari.
««•»»
and for you there is in them beauty, adornment, when you bring them [home] to rest, [when you] return them to their resting places in the evening, and when you drive them forth to pasture, when you bring them out to the grazing pastures in the morning.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 5][AYAT 7]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
6of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=6&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#16:6