
وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومُ مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
««•»»
wasakhkhara lakumu allayla waalnnahaara waalsysyamsa waalqamara waalnnujuumu musakhkharaatun bi-amrihi inna fii dzaalika laaayaatin liqawmin ya'qiluuna
««•»»
Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya),
««•»»
He disposed the night and the day for you, and the sun, the moon and the stars are disposed by His command. There are indeed signs in that for a people who apply reason.
««•»»
Kemudian, Allah SWT menjelaskan bahwa Dialah yang mengendalikan malam dan siang, matahari dan bulan. Kesemuanya itu untuk kepentingan manusia. Sebagai nikmai yang diciptakan Allah untuk mereka. Allah SWT mengendalikan siang dan malam secara berganti-ganti. Malam sebagai waktu untuk manusia beristirahat dan tidur agar tenang pikirannya di siang harinya. Sedang siang adalah waktu untuk mereka berusaha mencari rezeki guna memenuhi kebutuhan hidup mereka. Allah SWT men menyebutkan matahari dan bulan. Matahari sebagai penyebab adanya siang dan malam. Apabila matahari muncul di cakrawala di bagian bola langit sebelah timur berarti hari sudah mulai siang dan makin lama matahari makin meninggi bergerak di angkasa secara perlahan-lahan dan apabila matahari telah tenggelam di bagian ufuk sebelah barat berarti malam telah mulai tiba. Matahari sebagai sumber tenaga yang sangat diperlukan bagi segenap kehidupan yang ada di permukaan bumi ini, diperlukan oleh manusia oleh binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Bulan mempunyai perjalanan yang lebih cepat dari matahari sehingga menyebabkan kedudukan dan rupa-rupa semu yang berubah-ubah. Pada suatu saat ia berbentuk sabit beberapa hari kemudian bertambah besar akhirnya menjadi bulan purnama, sesudah itu cahayanya mulai berkurang, sehingga habis sama sekali, saat itu disebut bulan mati. Dari perubahan-perubahan rupa-rupa semua inilah orang dapat mengetahui tanggal yang sangat bermanfaat bagi pelaksanaan ibadat. Secara singkat dapat dikatakan bahwa benda langit itu merupakan nikmat Allah yang sangat besar bagi manusia, baik manfaat bagi kehidupan mereka ataupun manfaat bagi pengetahuan mereka.
Allah SWT menyebutkan juga bahwa Dia mengendalikan bintang-bintang yang bergerak pada orbitnya sendiri-sendiri dengan hukum-hukum yang telah ditetapkan Tuhan. Gerakannya begitu teratur dan tetap, demikian pula posisi dan konstelasinya. Hal ini memberikan petunjuk kepada manusia untuk mengetahui posisi mereka di permukaan bumi dengan berpedoman kepada kedudukan bintang-bintang itu, baik di daratan, di lautan maupun di udara, terutama pada saat tanda-tanda dan rambu-rambu pengenal lainnya tak dapat dilihat.
Di rakhir ayat Allah SWT menandaskan sekali lagi bahwa matahari bulan dan bintang itu menjadi tanda bukti yang jelas bagi mereka yang suka memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah itu dan dapat memahami hukum-hukum yang berlaku terhadapnya.
Disebutkan bahwa tanda-tanda kekuasaan itu sebagai bukti bagi orang yang berakal, memberikan pengertian bahwa memikirkan tanda-tanda kekuasaan yang terdapat di angkasa tidaklah hanya di dapat dengan penglihatan selintas saja melainkan dengan merenungkan dan memikirkan dengan akal yang sehat. Berbeda dengan memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah yang terdapat di permukaan bumi.
Dalam hal ini dengan pandangan selintas saja manusia akan dapat mengetahui keagungan pencipta-Nya, dan dalam hal ini manusia dapat melihat tanda-tanda kekuasaan itu secara langsung. Sedang memperhatikan benda-benda langit, selain benda langit itu yang terlihat hanya rupa-rupa semu saja, juga yang terlihat oleh mata itu hanya sesungguhnya merupakan akibat saja dari keadaan yang sebenarnya.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Dan Dia menundukkan malam dan siang untuk kalian, dan matahari) lafal wasysyamsa bila dibaca nashab berarti diathafkan kepada lafal sebelumnya, bila dibaca rafa' berarti menjadi mubtada (bulan dan bintang-bintang) kedua lafal ini dapat dibaca nashab dan rafa` (ditundukkan) kalau dibaca nashab, maka berkedudukan menjadi hal, dan kalau dibaca rafa` maka menjadi khabar (dengan perintah-Nya) berdasarkan kehendak-Nya.
(Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang memahami-Nya) bagi kaum yang mau memikirkannya.
««•»»
And He disposed for you the night and the day and the sun (wa’l-shamsa, read in the accusative as a supplement to what precedes it; or read wa’l-shamsu in the nominative as a subject [of a new sentence]) and the moon and the stars (also read both ways) are disposed (musakhkharātin, read in the accusative as a circumstantial qualifier, or in the nominative [musakhkharātun] as a predicate) by His command, by His will. Surely in that there are signs for people who understand, [a people] who reflect.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 11]•[AYAT 13]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
12of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=12&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#16:12
And He disposed for you the night and the day and the sun (wa’l-shamsa, read in the accusative as a supplement to what precedes it; or read wa’l-shamsu in the nominative as a subject [of a new sentence]) and the moon and the stars (also read both ways) are disposed (musakhkharātin, read in the accusative as a circumstantial qualifier, or in the nominative [musakhkharātun] as a predicate) by His command, by His will. Surely in that there are signs for people who understand, [a people] who reflect.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 11]•[AYAT 13]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
12of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=12&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#16:12