Kamis, 26 Maret 2015

[016] An Nahl Ayat 019

««•»»
Surah An Nahl 19

وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُسِرُّونَ وَمَا تُعْلِنُونَ
««•»»
waallaahu ya'lamu maa tusirruuna wamaa tu'linuuna
««•»»
Dan Allah mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan.
««•»»
Allah knows whatever you hide and whatever you disclose.
««•»»

Kemudian, Allah SWT menjelaskan bahwa Dia Maha Mengetahui segala apa saja yang mereka rahasiakan, maksudnya Dia mengetahui apa yang bergerak di dalam hati mereka yang berbeda dengan apa yang mereka ucapkan, dan apa yang mereka kerjakan.

Meskipun mereka merahasiakannya apa yang sebenarnya terjadi, dalam hati mereka dan tidak seorangpun yang dapat mengetahuinya pula, nanti di hari kiamat rahasia itu akan terbuka dan Allah akan memberikan pahala kepada orang yang melakukan kebaikan sesuai dengan kebaikannya, dan menghukum orang-orang yang melakukan kejahatan sesuai dengan kejahatannya.

Allah sendirilah Yang akan menanyakan kepada mereka apakah mereka telah mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan kepada mereka itu. Ataukah mereka mengingkari nikmat itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Allah mengetahui apa yang kalian rahasiakan dan apa yang kalian lahirkan.)
««•»»
And God knows what you keep secret and what you disclose.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 18][AYAT 20]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
19of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=19&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#16:19

[016] An Nahl Ayat 018

««•»»
Surah An Nahl 18

وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
««•»»
wa-in ta'udduu ni'mata allaahi laa tuhsuuhaa inna allaaha laghafuurun rahiimun
««•»»
Dan jika kamu menghitung-hitung ni'mat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
««•»»
If you enumerate Allah’s blessings, you will not be able to count them. Indeed Allah is all-forgiving, all-merciful.
««•»»

Kemudian, Allah SWT menegaskan bahwa apabila manusia suka menghitung-hitung nikmat Allah tentulah mereka tak akan dapat menentukan jumlahnya. Pernyataan ini merupakan penegasan terhadap keadaan sebenarnya, karena pikiran manusia itu sangat terbatas, padahal nikmat Allah begitu luasnya. Oleh sebab itu kewajiban manusia ialah mensyukuri nikmat-nikmat itu dan memanfaatkan nikmat yang diberikan oleh Allah untuk mencukupi keperluan hidupnya dan masyarakatnya sesuai dengan tuntunan dan keridaan Allah.


Di akhir ayat Allah SWT menegaskan bahwa sesungguhnya Allah itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Disebutkan pengampunan dalam ayat ini karena kebanyakan manusia mensyukuri sebagian kecil dari nikmat-nikmat yang mereka terima dan nikmat-nikmat yang sangat luas mereka alpakan begitu saja. Dan disebutkan kata-kata Maha Penyayang bahwa Allah tidak akan memberikan hukuman kepada mereka dengan segera karena keingkaran mereka terhadap nikmat Allah yang Maha Luas itu.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kalian tak dapat menentukan jumlahnya) tidak dapat menghitungnya terlebih lagi untuk mensyukurinya secara layak kalian tidak akan mampu melakukannya (Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang) karena Dia telah melimpahkan nikmat-Nya kepada kalian padahal kalian meremehkan dan mendurhakai-Nya.
««•»»
And if you were to count God’s grace you could never reckon it, number it precisely, let alone be able to give thanks for it. Indeed God is Forgiving, Merciful, since He bestows graces upon you despite your shortcomings and your [acts of] disobedience.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 17][AYAT 19]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
18of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=18&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#16:18

[016] An Nahl Ayat 017

««•»»
Surah An Nahl 17

أَفَمَنْ يَخْلُقُ كَمَنْ لَا يَخْلُقُ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
««•»»
afaman yakhluqu kaman laa yakhluqu afalaa tadzakkaruuna
««•»»
Maka apakah (Allah) yang menciptakan itu sama dengan yang tidak dapat menciptakan (apa-apa) ?. Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.
««•»»
Is He who creates like one who does not create? Will you not then take admonition?
««•»»

Sesudah itu Allah SWT membungkam orang-orang musyrikin dan membatalkan alasan-alasan yang dikemukakan mereka karena mereka tidak mau memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah dan tetap bergelimang dalam kemusyrikannya.

Allah SWT menyuruh mereka agar memperhatikan apakah yang menciptakan segala macam nikmat yang diberikan kepada manusia itu sama dengan patung-patung yang mereka sembah yang tidak dapat, mengambil pelajaran dari segala macam nikmat-nikmat tadi sehingga mereka akan mengenal siapakah sebenarnya yang mempunyai kekuasaan tertinggi, dan menentukan segala macam bentuk kejadian menurut kehendaknya.

Sebenarnya apabila mereka suka merenungkan tentang kejadian alam dan seluruh isinya serta segala macam nikmat yang diperoleh dari padanya tentulah mereka akan memahami siapakah yang sebenarnya berhak disembah dan tentulah mereka akan meninggalkan penyembahan terhadap patung-patung yang mereka lakukan hanya dengan mengikuti cara-ara yang ditempuh oleh nenek moyang mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka apakah Tuhan yang menciptakan itu) itu Allah (sama dengan yang tidak menciptakan apa-apa) yang dimaksud adalah berhala-berhala, karena mereka menyekutukannya bersama dengan Allah dalam hal beribadah? Tentu saja tidak. (Maka mengapa kalian tidak mengambil pelajaran) dari hal ini, karenanya kemudian kalian beriman?
««•»»
Is He then Who creates — namely, God — as he who does not create, namely, idols, so that you associate them with Him in worship? No. Will you not then remember, this, and so become believers?
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 16][AYAT 18]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
17of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=17&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#16:17

[016] An Nahl Ayat 016

««•»»
Surah An Nahl 16

وَعَلَامَاتٍ وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُونَ
««•»»
wa'alaamaatin wabialnnajmi hum yahtaduuna
««•»»
Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.
««•»»
—and the landmarks [as well], and by the stars they are guided.
««•»»

Di samping itu Allah SWT menciptakan tanda-tanda yang dapat digunakan sebagai petunjuk, tanda-tanda itu dapat diambil dari bentuk ujung-ujung gunung sehingga manusia dapat memahami di daerah mana mereka berada.

Apabila seseorang berlayar di lautan misalnya yang masih dapat melihat rambu-rambu darat maka gunung-gunung itulah sebagai tanda baginya untuk menentukan posisi dan kedudukan dari perahunya. Selanjutnya Allah SWT menjelaskan pula bahwa Allah SWT menciptakan bintang-bintang yang dengan bintang-bintang itulah mereka itu dapat petunjuk. Bintang itu dipergunakan sebagai petunjuk oleh para pengelana di darat, para pelaut dan para penerbang di waktu malam apabila rambu-rambu tak dapat dipergunakan lagi. Karena di waktu malam gelap hanya cahaya-cahaya bintang itulah yang paling jelas bagi mereka.

Orang-orang dapat mengambil petunjuk dari bintang itu dengan jalan mengenal gugusan bintang-bintang itu yang dalam ilmu falak telah diberi nama-nama tersendiri. Sudah tentu orang-orang yang menggunakan bintang sebagai petunjuk ialah mereka yang telah dapat membedakan masing-masing gugusan bintang itu dan telah mengenal pula saat terbit dan tenggelamnya. Dan gugusan-gugusan bintang-bintang itulah mereka mengambil petunjuk sebagai pedoman di dalam menentukan kedudukan mereka itu di permukaan bumi.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Dia ciptakan, tanda-tanda) dengan melaluinya kalian mendapat petunjuk arah jalan yang kalian lalui, seperti gunung-gunung dan sungai-sungai. (Dan dengan bintang-bintang itulah) yang dimaksud adalah bentuk jamak sekalipun lafalnya mufrad (mereka mendapat petunjuk) jalan dan arah kiblat di waktu malam hari.
««•»»
— and landmarks [as well], by which you might find the roads, [landmarks] such as mountains, during the day, and by the star, meaning, by the stars, they are guided, to the roads and to the direction of prayer (qibla) by night.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 15][AYAT 17]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
16of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=16&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#16:16

[016] An Nahl Ayat 015

««•»»
Surah An Nahl 15

وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ بِكُمْ وَأَنْهَارًا وَسُبُلًا لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
««•»»
wa-alqaa fii al-ardhi rawaasiya an tamiida bikum wa-anhaaran wasubulan la'allakum tahtaduuna
««•»»
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,
««•»»
He cast in the earth firm mountains lest it should shake with you, and [made] streams and ways, so that you may be guided
««•»»

Dalam pada itu Allah SWT menyebutkan pula nikmat yang di dapat, oleh manusia secara tidak langsung. Yaitu bahwa Dia telah menciptakan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak guncang dan binatang-binatang serta manusia yang berada di permukaannya dapat hidup tenang.

Gambaran yang dapat diambil dari ayat ini ialah bahwa gunung diciptakan oleh Allah sebagai pemelihara keseimbangan bumi sehingga bumi dapat berputar secara tenang. Mengenai ketenangan bumi karena adanya gunung itu dapat diumpamakan seperti tenangnya perahu di atas air, apabila perahu itu tidak diberi beban maka terlihatlah ia mudah terguncang oleh gelombang ombak. Tetapi apabila perahu itu diberi beban yang cukup berat maka perahu itu tidaklah akan oleng.

Dan Allah SWT menciptakan beberapa sungai di permukaan bumi itu yang mengalir dari suatu tempat ke tempat lain sebagai nikmat yang diberikan pada hamba Nya. Karena dengan sungai itulah pengairan-pengairan dapat diatur untuk mengairi sawah dan ladang yang karenanya manusia dapat bercocok tanam sehingga segala macam kebutuhan dapat terpenuhi. Sungai-sungai itu mengalir melalui berbagai negeri di celah-celah gunung yang di samping mengairi sawah-sawah mereka dapat juga dijadikan lalu lintas guna kepentingan pengangkutan barang-barang dagangan mereka.

Dan Allah juga menciptakan daratan-daratan yang dapat digunakan sebagai jalan perhubungan dari suatu negeri ke negeri yang lain. Jalan-jalan itu terbentang mulai dari tepi pantai menembus hutan-hutan melingkari gunung-gunung sehingga dengan demikian manusia dapat mencapai tujuannya tanpa tersesat ke tempat-tempat yang lain.

Itulah sebabnya di akhir ayat Allah SWT menyebutkan bahwa manfaat dari jalan-jalan itu agar manusia mendapat petunjuk. Artinya tidak tersesat tanpa arah tujuan.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi dengan kokohnya) gunung-gunung yang tegak kokoh supaya (tidak) jangan (bumi itu goncang) bergerak (bersama kalian dan) Dia telah menciptakan padanya (sungai-sungai) seperti sungai Nil (dan jalan-jalan) jalan untuk dilalui (agar kalian mendapat petunjuk) untuk sampai kepada tujuan-tujuan kalian.
««•»»
And He cast into the earth firm mountains, lest it should shake, move, with you, and, He made therein, rivers, such as the Nile, and ways, roads, so that you might be guided, to your destinations,
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 14][AYAT 16]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
15of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=15&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#16:15

Selasa, 17 Maret 2015

[016] An Nahl Ayat 014

««•»»
Surah An Nahl 14

وَهُوَ الَّذِي سَخَّرَ الْبَحْرَ لِتَأْكُلُوا مِنْهُ لَحْمًا طَرِيًّا وَتَسْتَخْرِجُوا مِنْهُ حِلْيَةً تَلْبَسُونَهَا وَتَرَى الْفُلْكَ مَوَاخِرَ فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
««•»»
wahuwa alladzii sakhkhara albahra lita/kuluu minhu lahman thariyyan watastakhrijuu minhu hilyatan talbasuunahaa wataraa alfulka mawaakhira fiihi walitabtaghuu min fadhlihi wala'allakum tasykuruuna

««•»»
Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
««•»»
It is He who disposed the sea [for your benefit] that you may eat from it fresh meat, and obtain from it ornaments, which you wear —and you see the ships plowing through it— and that you may seek of His grace, and that you may give thanks.
««•»»

Sesudah itu Allah SWT menyebutkan nikmat-nikmat Nya yang diberikan kepada hamba-Nya, yang terdapat di lautan. Allah SWT menjelaskan bahwa Dia yang telah mengendalikan lautan untuk manusia yaitu mengendalikan segala macam nikmat Nya, yang terdapat di lautan agar supaya manusia dapat memperoleh makanan dari lautan itu, yaitu daging yang segar. Dimaksud dengan daging yang segar di sini ialah segala macam jenis ikan yang diperoleh manusia dengan jalan menangkapnya. Bukan ikan yang telah mati dan membusuk di lautan. Disebutkan ikan itu dengan daging yang segar agar supaya dapat memahami bahwa yang boleh dimakan dari segala jenis ikan yang terdapat di dalam lautan itu ialah yang ditangkap dalam keadaan hidup, meskipun binatang itu mati tanpa disembelih.

Akan tetapi apabila segala jenis ikan itu diperoleh telah menjadi bangkai apalagi telah membusuk, maka tidak boleh dimakan karena dikhawatirkan membahayakan kesehatan orang-orang yang memakannya. Dimaksud dengan binatang yang mati di lautan ialah binatang yang mati dengan sendirinya atau karena sebab-sebab yang lain sehingga binatang itu mati mengambang di dalam air, bukan binatang yang mati karena ditangkap oleh manusia.

Rasulullah bersabda:
ما نضب عنه الماء فكلوا وما لفظه فكلوا وما طفا فلا تأكلوا
Semua binatang laut yang mati karena kehabisan air makanlah dan semua binatang laut yang terdampar ke daratan dan lautan makanlah. Tetapi binatang yang terapung di lautan janganlah dimakan.
(H.R Jabir).

Demikian sabda Nabi Muhammad saw:
هو الطهور ماؤه الحل ميتته
Air laut itu suci airnya dan halal bangkainya".
(H.R Arba'ah dari Abu Hurairah dari Ibnu Syaibah).

Hendaklah dipahami bahwa bangkai binatang air laut yang halal dimakan ialah binatang yang ditangkap oleh manusia, yang terlempar ke daratan, yang mati kerana kehabisan air, yang masih segar bukan binatang yang mati terapung di lautan yang sudah membusuk.

Sesudah itu Allah SWT menyebutkan nikmat-Nya yang lain yang didapat manusia dan lautan yang mereka pergunakan sebagai perhiasan. Perhiasan yang didapat orang dan lautan ialah sebangsa mutiara dan marjan. Mutiara adalah sebangsa lokan yang diproses kejadiannya sebagai berikut:

Ada semacam benda keras, pasir atau benda lainnya yang memasuki lokan itu. Karena benda itu begitu mengganggu pada organ-organ tubuhnya dibungkuslah benda keras itu oleh semacam cairan yang dapat mengeras. Proses itu berlaku terus sehingga lama kelamaan terjadilah benda yang bulat dan mengkilat yang warnanya putih kebiru-biruan atau kemerah-merahan atau kekuning-kuningan yang sangat indah dipandang mata. Benda itu dikeluarkan oleh manusia dari sebangsa lokan tadi ada yang kecil dan ada yang besar sesuai dengan lamanya benda itu di dalam tubuh lokan itu dan besarnya lokan itu sendiri, dan itulah yang dimaksud dengan mutiara.

Perhiasan yang lain adalah marjan sebangsa tumbuh-tumbuhan yang hidup di dasar laut yang mirip dengan sebangsa karang. Marjan itu diambil oleh manusia dari lautan dan dapat dibuat kalung atau gelang dan perhiasan lain yang sangat indah. Kesemuanya itu berupa nikmat Allah yang diberikan kepada manusia yang tiada bernilai harganya.

Dan di antara nikmat yang diberikan kepada manusia yang didapat dari lautan itu ialah bahwa dapat dijadikan lalu lintas pelayaran, baik oleh kapal-kapal layar ataupun kapal-kapal api yang hilir mudik dari suatu negara ke negara lain untuk mengangkut segala macam barang perdagangan sehingga mempermudah perdagangan dari suatu negara ke negara lain. Dari perdagangan itulah orang-orang mendapat rezeki karena untung yang diperoleh dari padanya. Nikmat-nikmat Allah itu disebutkan dengan maksud agar supaya manusia dapat mensyukuri semua nikmat Allah yang diberikan kepada mereka itu dan agar manusia dapat memahami betapa besarnya nikmat Allah yang telah diberikan pada mereka dan memanfaatkan nikmat yang tiada taranya itu untuk kesejahteraan mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan Dialah yang menundukkan lautan) Dia telah membuatnya jinak sehingga dapat dinaiki dan diselami (agar kalian dapat memakan daripadanya daging yang segar) yaitu ikan (dan kalian mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kalian pakai) yaitu berupa mutiara dan marjan (dan kamu melihat) menyaksikan (bahtera) perahu-perahu (berlayar padanya) dapat melaju di atas air; artinya dapat membelah ombak melaju ke depan atau ke belakang hanya ditiup oleh satu arah angin (dan supaya kalian mencari) lafal ini diathafkan kepada lafal lita`kuluu, artinya supaya kalian mencari keuntungan (dari karunia-Nya) karunia Allah swt. lewat berniaga (dan supaya kalian bersyukur) kepada Allah swt. atas karunia itu.
««•»»
And He it is Who disposed the sea, [He it is Who] subdued it, that it might be sailed upon and dived in, that you may eat from it fresh meat, that is, fish, and bring forth from it ornaments which you wear, namely, pearls and coral. And you see, observe, the ships ploughing therein, ploughing through the water, that is, cleaving it as they sail upon it, coming and going with the same wind; and that you may seek (wa-li-tabtaghū is a supplement to li-ta’kulū, ‘that you may eat’) of His bounty, exalted He be, by way of commerce, and that you might be thankful, to God for [all] that.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 13][AYAT 15]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
13of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=14&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2 
http://al-quran.info/#16:13