««•»»
Surah An Nahl 35
وَقَالَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا عَبَدْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ نَحْنُ وَلَا آبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ كَذَلِكَ فَعَلَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَهَلْ عَلَى الرُّسُلِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ
««•»»
waqaala alladziina asyrakuu law syaa-a allaahu maa 'abadnaa min duunihi min syay-in nahnu walaa aabaaunaa walaa harramnaa min duunihi min syay-in kadzaalika fa'ala alladziina min qablihim fahal 'alaa alrrusuli illaa albalaaghu almubiinu
««•»»
Dan berkatalah orang-orang musyrik: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatupun tanpa (izin)-Nya". Demikianlah yang diperbuat orang-orang sebelum mereka; maka tidak ada kewajiban atas para rasul, selain dari menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.
««•»»
The polytheists say, ‘Had Allah wished, we would not have worshiped anything besides Him —neither we, nor our fathers— nor would we have held anything holy besides Him.’[1] Those who were before them had acted likewise. Is the apostles’ duty anything but to communicate in clear terms?
Sesudah itu Allah SWT menjelaskan tipu daya orang-orang musyrikin, dan alasan-alasan mereka tentang ketentuan untuk mendustakan Rasulullah saw dan pengikut-pengikutnya. Mereka mengemukakan alasan bahwa mereka menyembah berhala-berhala karena Allah telah merestui peribadatan itu. Karena kalau Allah menghendaki mereka menyembah Allah Yang Maha Esa tentulah mereka tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Allah SWT.
Demikian juga ketentuan-ketentuan mereka terhadap baha'im, sawaib dan waslil. Mereka menentukan segala sesuatu terhadap ketiga persoalan itu terkecuali Allah telah merestuinya. Dan kalau seumpama Allah tidak menyukai terhadap apa yang telah mereka lakukan tentulah ditunjuki kepada jalan yang benar, atau Allah akan menimpakan hukuman kepada mereka dengan segera. Demikian alasan-alasan yang dikemukakan oleh orang-orang musyrikin itu untuk menolak wahyu yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Alasan-alasan yang mereka kemukakan itu sama halnya dengan tindakan orang orang sebelum mereka dalam hal mendustakan Rasul dan bertaklid buta kepada kesesatan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka.
Allah SWT menyangkal alasan-alasan yang mereka kemukakan serta menolak dugaan mereka yang salah. Allah tidak membenarkan apa yang mereka kerjakan karena Allah telah menyampaikan petunjuk Nya kepada Rasul Nya, agar menyampaikan perintah-perintah dan larangan-larangan itu serta Rasul itu telah memberikan bimbingan agar menuntun kaumnya kepada jalan yang benar dengan perantaraan wahyu. Maka kehendak Allah dan kerelaan Nya adalah tertuang dalam hidayah yang telah diberikan Rasul itu.
Allah SWT berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".
(QS Al Anbiyaa' [21]:25)
Dan petunjuk Allah disampaikan dengan perantaraan Rasul Nya itu akan didapat bagi orang-orang yang benar-benar berusaha untuk mendapatkannya.
Allah SWT berfirman:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
(QS Al Ankabuut [29]:69)
Oleh sebab itu seandainya ada orang yang tidak mau mendengarkan ajakan Rasul, maka bukanlah tugas Rasul untuk memaksa-maksa mereka atau mengejar-ngejar mereka menerima dakwahnya. Karena yang demikian itu bukanlah menjadi tugas Rasul dan bukan pula sifat dari agama Islam. Islam tidak memakan kepada mereka yang tidak suka kepada kebenaran.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Dan berkatalah orang-orang musyrik) dari kalangan penduduk Mekah ("Jika Allah menghendaki niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apa pun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatu pun tanda izin-Nya) yaitu mengharamkan bahirah dan saibah. Ini berarti bahwa kemusyrikan kami dan pengharaman kami ini berdasarkan kehendak-Nya karena Dia rela terhadapnya. Maka Allah berfirman menyanggah mereka: (Demikianlah yang diperbuat oleh orang-orang sebelum mereka) artinya mereka telah mendustakan rasul-rasul mereka tentang apa yang didatangkan oleh para rasul itu (maka tidak ada) (kewajiban atas para rasul selain dari menyampaikan amanat Allah dengan terang) dan mereka tidak berkewajiban untuk memberi hidayah.
««•»»
And the idolaters, from among the Meccans, say, ‘Had God willed we would not have worshipped anything besides Him — neither we, nor our fathers — nor would we have deemed anything sacred besides Him’, in the way of those [camels] called bahīras and sā’iba. In other words, our idolatry and our deeming [these animals] sacred are [effected] by His will; therefore He must be satisfied with this. God, exalted He be, says: So did those before them, that is, they denied their messengers regarding that which they [the messengers] brought them. Yet are messengers charged with anything save plain conveyance [of the Message]? It is not their duty to guide.
Surah An Nahl 35
وَقَالَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا عَبَدْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ نَحْنُ وَلَا آبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ كَذَلِكَ فَعَلَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَهَلْ عَلَى الرُّسُلِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ
««•»»
waqaala alladziina asyrakuu law syaa-a allaahu maa 'abadnaa min duunihi min syay-in nahnu walaa aabaaunaa walaa harramnaa min duunihi min syay-in kadzaalika fa'ala alladziina min qablihim fahal 'alaa alrrusuli illaa albalaaghu almubiinu
««•»»
Dan berkatalah orang-orang musyrik: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatupun tanpa (izin)-Nya". Demikianlah yang diperbuat orang-orang sebelum mereka; maka tidak ada kewajiban atas para rasul, selain dari menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.
««•»»
The polytheists say, ‘Had Allah wished, we would not have worshiped anything besides Him —neither we, nor our fathers— nor would we have held anything holy besides Him.’[1] Those who were before them had acted likewise. Is the apostles’ duty anything but to communicate in clear terms?
[1] Or ‘nor we would have forbidden anything without Him (that is, without His permission).’ Cf.6:148.
««•»»Sesudah itu Allah SWT menjelaskan tipu daya orang-orang musyrikin, dan alasan-alasan mereka tentang ketentuan untuk mendustakan Rasulullah saw dan pengikut-pengikutnya. Mereka mengemukakan alasan bahwa mereka menyembah berhala-berhala karena Allah telah merestui peribadatan itu. Karena kalau Allah menghendaki mereka menyembah Allah Yang Maha Esa tentulah mereka tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Allah SWT.
Demikian juga ketentuan-ketentuan mereka terhadap baha'im, sawaib dan waslil. Mereka menentukan segala sesuatu terhadap ketiga persoalan itu terkecuali Allah telah merestuinya. Dan kalau seumpama Allah tidak menyukai terhadap apa yang telah mereka lakukan tentulah ditunjuki kepada jalan yang benar, atau Allah akan menimpakan hukuman kepada mereka dengan segera. Demikian alasan-alasan yang dikemukakan oleh orang-orang musyrikin itu untuk menolak wahyu yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Alasan-alasan yang mereka kemukakan itu sama halnya dengan tindakan orang orang sebelum mereka dalam hal mendustakan Rasul dan bertaklid buta kepada kesesatan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka.
Allah SWT menyangkal alasan-alasan yang mereka kemukakan serta menolak dugaan mereka yang salah. Allah tidak membenarkan apa yang mereka kerjakan karena Allah telah menyampaikan petunjuk Nya kepada Rasul Nya, agar menyampaikan perintah-perintah dan larangan-larangan itu serta Rasul itu telah memberikan bimbingan agar menuntun kaumnya kepada jalan yang benar dengan perantaraan wahyu. Maka kehendak Allah dan kerelaan Nya adalah tertuang dalam hidayah yang telah diberikan Rasul itu.
Allah SWT berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".
(QS Al Anbiyaa' [21]:25)
Dan petunjuk Allah disampaikan dengan perantaraan Rasul Nya itu akan didapat bagi orang-orang yang benar-benar berusaha untuk mendapatkannya.
Allah SWT berfirman:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
(QS Al Ankabuut [29]:69)
Oleh sebab itu seandainya ada orang yang tidak mau mendengarkan ajakan Rasul, maka bukanlah tugas Rasul untuk memaksa-maksa mereka atau mengejar-ngejar mereka menerima dakwahnya. Karena yang demikian itu bukanlah menjadi tugas Rasul dan bukan pula sifat dari agama Islam. Islam tidak memakan kepada mereka yang tidak suka kepada kebenaran.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
(Dan berkatalah orang-orang musyrik) dari kalangan penduduk Mekah ("Jika Allah menghendaki niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apa pun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatu pun tanda izin-Nya) yaitu mengharamkan bahirah dan saibah. Ini berarti bahwa kemusyrikan kami dan pengharaman kami ini berdasarkan kehendak-Nya karena Dia rela terhadapnya. Maka Allah berfirman menyanggah mereka: (Demikianlah yang diperbuat oleh orang-orang sebelum mereka) artinya mereka telah mendustakan rasul-rasul mereka tentang apa yang didatangkan oleh para rasul itu (maka tidak ada) (kewajiban atas para rasul selain dari menyampaikan amanat Allah dengan terang) dan mereka tidak berkewajiban untuk memberi hidayah.
««•»»
And the idolaters, from among the Meccans, say, ‘Had God willed we would not have worshipped anything besides Him — neither we, nor our fathers — nor would we have deemed anything sacred besides Him’, in the way of those [camels] called bahīras and sā’iba. In other words, our idolatry and our deeming [these animals] sacred are [effected] by His will; therefore He must be satisfied with this. God, exalted He be, says: So did those before them, that is, they denied their messengers regarding that which they [the messengers] brought them. Yet are messengers charged with anything save plain conveyance [of the Message]? It is not their duty to guide.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
•[AYAT 34]•[AYAT 36]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
35of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=35&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#16:35
•[AYAT 34]•[AYAT 36]•
•[KEMBALI]•
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
35of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=35&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#16:35