Selasa, 09 Juni 2015

[016] An Nahl Ayat 035

««•»»
Surah An Nahl 35

وَقَالَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا عَبَدْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ نَحْنُ وَلَا آبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ دُونِهِ مِنْ شَيْءٍ كَذَلِكَ فَعَلَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَهَلْ عَلَى الرُّسُلِ إِلَّا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ
««•»»
waqaala alladziina asyrakuu law syaa-a allaahu maa 'abadnaa min duunihi min syay-in nahnu walaa aabaaunaa walaa harramnaa min duunihi min syay-in kadzaalika fa'ala alladziina min qablihim fahal 'alaa alrrusuli illaa albalaaghu almubiinu
««•»»
Dan berkatalah orang-orang musyrik: "Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatupun tanpa (izin)-Nya". Demikianlah yang diperbuat orang-orang sebelum mereka; maka tidak ada kewajiban atas para rasul, selain dari menyampaikan (amanat Allah) dengan terang.
««•»»
The polytheists say, ‘Had Allah wished, we would not have worshiped anything besides Him —neither we, nor our fathers— nor would we have held anything holy besides Him.’[1] Those who were before them had acted likewise. Is the apostles’ duty anything but to communicate in clear terms?
[1] Or ‘nor we would have forbidden anything without Him (that is, without His permission).’ Cf.6:148.
««•»»

Sesudah itu Allah SWT menjelaskan tipu daya orang-orang musyrikin, dan alasan-alasan mereka tentang ketentuan untuk mendustakan Rasulullah saw dan pengikut-pengikutnya. Mereka mengemukakan alasan bahwa mereka menyembah berhala-berhala karena Allah telah merestui peribadatan itu. Karena kalau Allah menghendaki mereka menyembah Allah Yang Maha Esa tentulah mereka tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Allah SWT.

Demikian juga ketentuan-ketentuan mereka terhadap baha'im, sawaib dan waslil. Mereka menentukan segala sesuatu terhadap ketiga persoalan itu terkecuali Allah telah merestuinya. Dan kalau seumpama Allah tidak menyukai terhadap apa yang telah mereka lakukan tentulah ditunjuki kepada jalan yang benar, atau Allah akan menimpakan hukuman kepada mereka dengan segera. Demikian alasan-alasan yang dikemukakan oleh orang-orang musyrikin itu untuk menolak wahyu yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. Alasan-alasan yang mereka kemukakan itu sama halnya dengan tindakan orang orang sebelum mereka dalam hal mendustakan Rasul dan bertaklid buta kepada kesesatan yang dilakukan oleh nenek moyang mereka.

Allah SWT menyangkal alasan-alasan yang mereka kemukakan serta menolak dugaan mereka yang salah. Allah tidak membenarkan apa yang mereka kerjakan karena Allah telah menyampaikan petunjuk Nya kepada Rasul Nya, agar menyampaikan perintah-perintah dan larangan-larangan itu serta Rasul itu telah memberikan bimbingan agar menuntun kaumnya kepada jalan yang benar dengan perantaraan wahyu. Maka kehendak Allah dan kerelaan Nya adalah tertuang dalam hidayah yang telah diberikan Rasul itu.

Allah SWT berfirman:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".
(QS Al Anbiyaa' [21]:25)

Dan petunjuk Allah disampaikan dengan perantaraan Rasul Nya itu akan didapat bagi orang-orang yang benar-benar berusaha untuk mendapatkannya.

Allah SWT berfirman:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.
(QS Al Ankabuut [29]:69)

Oleh sebab itu seandainya ada orang yang tidak mau mendengarkan ajakan Rasul, maka bukanlah tugas Rasul untuk memaksa-maksa mereka atau mengejar-ngejar mereka menerima dakwahnya. Karena yang demikian itu bukanlah menjadi tugas Rasul dan bukan pula sifat dari agama Islam. Islam tidak memakan kepada mereka yang tidak suka kepada kebenaran.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan berkatalah orang-orang musyrik) dari kalangan penduduk Mekah ("Jika Allah menghendaki niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apa pun selain Dia, baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami mengharamkan sesuatu pun tanda izin-Nya) yaitu mengharamkan bahirah dan saibah. Ini berarti bahwa kemusyrikan kami dan pengharaman kami ini berdasarkan kehendak-Nya karena Dia rela terhadapnya. Maka Allah berfirman menyanggah mereka: (Demikianlah yang diperbuat oleh orang-orang sebelum mereka) artinya mereka telah mendustakan rasul-rasul mereka tentang apa yang didatangkan oleh para rasul itu (maka tidak ada) (kewajiban atas para rasul selain dari menyampaikan amanat Allah dengan terang) dan mereka tidak berkewajiban untuk memberi hidayah.
««•»»
And the idolaters, from among the Meccans, say, ‘Had God willed we would not have worshipped anything besides Him — neither we, nor our fathers — nor would we have deemed anything sacred besides Him’, in the way of those [camels] called bahīras and sā’iba. In other words, our idolatry and our deeming [these animals] sacred are [effected] by His will; therefore He must be satisfied with this. God, exalted He be, says: So did those before them, that is, they denied their messengers regarding that which they [the messengers] brought them. Yet are messengers charged with anything save plain conveyance [of the Message]? It is not their duty to guide.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 34][AYAT 36]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
35of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=35&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#16:35

[016] An Nahl Ayat 034

««•»»
Surah An Nahl 34

فَأَصَابَهُمْ سَيِّئَاتُ مَا عَمِلُوا وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
««•»»
fa-ashaabahum sayyi-aatu maa 'amiluu wahaaqa bihim maa kaanuu bihi yastahzi-uuna
««•»»
Maka mereka ditimpa oleh (akibat) kejahatan perbuatan mereka dan mereka diliputi oleh azab yang selalu mereka perolok-olokan.
««•»»
So the evils of what they had earned visited them, and they were besieged by what they used to deride.
««•»»

Maka tidak mustahillah apabila mereka ditimpa oleh bencana yang mengerikan. Sebabnya tiada lain terkecuali karena kejahatan yang mereka lakukan. Tak ada seorangpun dari mereka yang dapat melepaskan diri dari bencana yang mengerikan itu karena semuanya itu telah berjalan menurut ketentuan Allah dan Sunah Nya. Mereka telah diberikan peringatan berulang kali bahwa pada suatu saat akan datang siksa Allah yang mengerikan itu akan tetapi mereka bukan menerima dengan diikuti kesadaran, malah mereka mendustakan dan memperolok Rasul yang membawa berita tentang kehancuran yang akan mereka alami karena perbuatan mereka itu.

Di akhirat merekapun akan merasakan sesuatu yang lebih mengerikan lagi yaitu pada saat mereka telah diputuskan untuk memasuki pintu-pintu Jahanam yang mereka tidak dapat mengelakkan diri dari padanya terkecuali hanya mengikuti ketentuan itu.

Allah SWT berfirman:
هَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ
Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya.
(QS. Ash Saaffaat [37]:21)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Maka mereka ditimpa oleh akibat kejahatan perbuatan mereka sendiri) yakni pembalasannya (dan dibinasakanlah) diazablah (mereka oleh apa yang selalu mereka perolok-olokkan) yaitu azab.
««•»»
So that the evils of what they did smote them, that is, the requital of these [evil things smote them], and there besieged, it was sent down [against], them that which they used to mock, namely, the chastisement.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 33][AYAT 35]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
34of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=2&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#16:34

[016] An Nahl Ayat 033

««•»»
Surah An Nahl 33

هَلْ يَنْظُرُونَ إِلَّا أَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلَائِكَةُ أَوْ يَأْتِيَ أَمْرُ رَبِّكَ كَذَلِكَ فَعَلَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَمَا ظَلَمَهُمُ اللَّهُ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
««•»»
hal yanzhuruuna illaa an ta/tiyahumu almalaa-ikatu aw ya/tiya amru rabbika kadzaalika fa'ala alladziina min qablihim wamaa zhalamahumu allaahu walaakin kaanuu anfusahum yazhlimuuna
««•»»
Tidak ada yang ditunggu-tunggu orang kafir selain dari datangnya para malaikat kepada mereka  824  atau datangnya perintah Tuhanmu  825 . Demikianlah yang telah diperbuat oleh orang-orang (kafir) sebelum mereka. Dan Allah tidak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang selalu menganiaya diri mereka sendiri,{ 824  Yakni: kedatangan Malaikat untuk mencabut nyawa mereka.{ 825  Yakni: kedatangan azab dari Allah untuk memusnahkan mereka.
««•»»
Do they await anything but that the angels should come to them, or your Lord’s edict should come? Those who were before them had acted likewise; Allah did not wrong them, but they used to wrong themselves.
««•»»

Allah SWT menjelaskan bahwa tidak ada perlunya memberikan kesempatan kepada orang-orang musyrikin Mekah agar mereka mengubah sikap. Mereka akan berpendirian demikian sehingga tiba saatnya malaikat merenggut nyawa mereka, atau datang perintah Tuhan untuk menurunkan azab kepada mereka di dunia seperti dialami orang-orang kafir sebelum mereka.

Di antara orang-orang musyrik yang tidak menghargai Nabi dan Rasul-rasul ada yang dibinasakan oleh suara petir dan ada pula yang dihancurkan oleh gempa bumi dan ada pula yang dihancurkan oleh angin topan pada suatu saat yang tidak mereka duga sebelumnya. Ayat ini berupa ancaman keras kepada mereka dengan maksud agar mereka beriman kepada Allah dan Rasul Nya serta segera meninggalkan kebatilan dan kembali kepada kebenaran sebelum malapetaka yang pernah menimpa kepada orang-orang sebelumnya itu menghancurkan mereka.

Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa nenek moyang mereka yang mempunyai sifat yang sama dengan mereka telah mengalami kehancuran karena siksa-siksa Allah disebabkan mereka tidak mau mendengarkan seruan para Rasul dan Nabi-nabi yang diturunkan Allah untuk membimbing mereka kepada kebenaran. Mereka yang tetap bergelimang dalam kebatilan telah dimusnahkan oleh Allah dengan siksaan yang berat. Hal ini bukanlah berarti bahwa Allah telah menganiaya mereka, akan tetapi diri mereka sendirilah yang menganiaya diri mereka. Karena Allah telah cukup memberikan bimbingan wahyu dan telah memberikan bukti-bukti yang jelas tentang kebenaran wahyu itu. Akan tetapi mereka tetap saja membangkang dan mendustakan kebenaran dan mengotori jiwa mereka dengan menciptakan patung-patung sebagai tuhan-tuhun yang diperserikatkan kepada Allah.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Tidak ada) tiada (yang ditunggu-tunggu) oleh orang-orang kafir (selain datang kepada mereka) dapat dibaca ta`tiyahum atau ya`tiyahum (para malaikat) untuk mencabut nyawa mereka (atau datangnya perintah Rabbmu) yakni azab atau hari kiamat yang terdapat di dalamnya azab buat mereka. (Demikianlah) seperti apa yang telah dilakukan oleh mereka (telah dilakukan pula oleh orang-orang sebelum mereka) daripada umat-umat terdahulu yang mendustakan rasul-rasul mereka kemudian mereka dibinasakan. (Dan sekali-kali Allah tidak menganiaya mereka) dengan membinasakan mereka tanpa dosa (akan tetapi merekalah yang selalu menganiaya diri mereka sendiri) karena melakukan kekafiran.
««•»»
Do they, the disbelievers, await anything but that the angels should come to them (read [feminine person] ta’tīhim or [masculine] ya’tīhim) to seize their spirits, or that there should come your Lord’s command?, chastisement, or the resurrection that entails it. So, just as these have done, did those before them, from among the [former] communities: they denied their messengers and were therefore destroyed. And God did not wrong them, destroying them for no sin, but they used to wrong themselves, through disbelief.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 32][AYAT 34]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
33of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=2&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#16:33

[016] An Nahl Ayat 032

««•»»
Surah An Nahl 32

الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
««•»»
alladhīna tatawaffāhumu l-malāʾikatu ṭayyibīna yaqūlūna salāmun ʿalaykumu dkhulū l-jannata bi-mā kuntum taʿmalūna
««•»»
(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik {822} oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Salaamun'alaikum {823}, masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan".
{822} Maksudnya: wafat dalam Keadaan suci dari kekafiran dan kemaksiatan atau dapat juga berarti mereka mati dalam Keadaan senang karena ada berita gembira dari Malaikat bahwa mereka akan masuk syurga.
{823} Artinya selamat sejahtera bagimu.
««•»»
—those whom the angels take away while they are pure. They say [to them], ‘Peace be to you! Enter paradise because of what you used to do.’
««•»»

Kemudian, Allah SWT melukiskan akhir hayat orang-orang yang bertakwa yaitu saat akhir kehidupan orang-orang yang menaati perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan Nya bahwa pada saat malaikat maut datang untuk mencabut nyawanya, mereka mati dalam keadaan baik, dalam keadaan mendapat salam sejahtera dari malaikat itu karena mereka bersih dari noda-noda kemusyrikan dan kemaksiatan, jiwanya tetap di bawah bimbingan wahyu Allah SWT. Beriman yang kuat dan beramal yang ikhlas segenap perjalanan mereka dihiasi dengan akhlak yang tinggi terhindar dari sifat-sifat tercela. Orang yang demikian ini menghadap Tuhannya dengan hati lapang dan tetap menyerahkan dirinya di bawah kekuasaan dan perintah Nya. Karena ia merasa akan meninggalkan dunia yang fana, pergi untuk menerima janji yang telah ditetapkan oleh Tuhannya. Pada saat itu ia menghadapi maut itu dengan ketenangan dan kebahagiaan.

Allah SWT berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan; Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.
(QS. Fushshilat [41]:30)

Kemudian Allah SWT menjelaskan bahwa para malaikat itu memberikan kabar gembira bahwa mereka akan memasuki surga yang disediakan kepada mereka itu. Sesuai dengan amal perbuatan yang telah mereka lakukan. Berita gembira yang disampaikan oleh malaikat kepada mereka adalah janji Allah yang akan mereka alami nanti sesudah hari berbangkit. Mereka itu akan memasuki surga sesudah hari berbangkit jasmani dan rohaninya. Apabila pada ayat ini dipahami bahwa mereka akan mengalami kebahagiaan itu dengan ruhnya saja maka hendaklah dipahami kebahagiaan yang akan mereka rasakan itu ialah pada saat wafatnya

seperti ditandaskan oleh sabda Rasulullah saw:
القبر إما روضة من رياض الجنة أو حفرة من حفر النيران
Kubur itu adakalanya berupa taman-taman surga atau salah satu jurang dari jurang-jurang neraka.

Dan juga seperti keterangan sebuah riwayat yang diceritakan oleh Ibnu Jarir dan Baihaqy dari Muhammad bin Ka'ab Al Khurazi ia berkata: "Apabila seorang hamba yang mukmin telah tiba saat kematiannya datanglah malaikat seraya berkata: "Salam sejahtera untukmu hai wali Allah, Allah mengirimkan salam untukmu dan memberikan berita gembira bahwa engkau akan masuk surga".

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Yaitu orang-orang) lafal alladziina di sini menjadi na`at atau sifat (yang diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan baik) yakni suci dari kekafiran (dengan mengatakan) para malaikat itu berkata kepada mereka ketika akan diwafatkan ("Salaamun `alaikum.") dan dikatakan pula kepada mereka kelak di hari akhirat ("Masuklah kalian ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kalian kerjakan.")
««•»»
those whom (alladhīna is a description) the angels take away [in death] while they are goodly, pure of any unbelief, saying, to them upon death: ‘Peace be on you!, and it is said to them in the Hereafter: Enter Paradise because of what you used to do’.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

[AYAT 31][AYAT 33]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
32of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=2&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#16:32