Kamis, 30 Juli 2015

[016] An Nahl Ayat 038

««•»»
Surah An Nahl 38

وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَا يَبْعَثُ اللَّهُ مَنْ يَمُوتُ بَلَى وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
««•»»
wa-aqsamuu biallaahi jahda aymaanihim laa yab'atsu allaahu man yamuutu balaa wa'dan 'alayhi haqqan walaakinna aktsara alnnaasi laa ya'lamuuna
««•»»
Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: "Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati". (Tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui,
««•»»
They swear by Allah with solemn oaths that Allah will not resurrect those who die. Yes indeed, it is a promise binding upon Him, but most people do not know.
««•»»

Sesudah itu Allah SWT menjelaskan keingkaran mereka yang lain, yaitu keingkaran mereka kepada hari berbangkit. Allah SWT menjelaskan kepada Nabi Muhammad saw bahwa mereka itu bersumpah dengan nama Allah dengan sikap yang bersungguh-sungguh bahwa mereka itu tetap berkeras hati tidak mau percaya akan terjadinya hari berbangkit, yaitu adanya hari berbangkit di akhirat setelah kehidupan dunia ini. Pembangkangan mereka terhadap hari berbangkit adalah akibat selanjutnya dari keingkaran mereka terhadap seruan Rasul. Mereka berpendapat bahwa kematian itu tiada lain hanyalah kehancuran dan kemusnahan, maka bagaimana mungkin terjadinya kebangkitan setelah badan itu musnah. Mengembalikan barang yang musnah kepada bentuknya semula adalah mustahil.

Maka Allah SWT membatalkan keyakinan mereka yang salah itu dan menegaskan bahwa yang benar tidaklah demikian. Tetapi keyakinan yang benar ialah bahwa Allah akan membangkitkan seluruh manusia yang telah mati sebagai suatu janji yang telah ditetapkan, dan tidak boleh tidak pasti terjadi. Akan tetapi karena kebanyakan dari mereka itu tidak mengerti sifat-sifat Allah itu mempunyai kekuasaan yang tidak terbatas maka mereka tidak mengetahui janji Allah tentang terjadinya hari berbangkit harus terjadi dan pada saat itu semua makhluk yang telah mengalami kemusnahan dan kehancuran akan dibangkitkan kembali dari alam kuburnya dan akan dihidupkan kembali sebagai makhluk yang harus bertanggung jawab atas amal perbuatan diri mereka di dunia.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh) artinya mereka bersumpah dengan sungguh-sungguh ("Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.") maka Allah berfirman menyanggah mereka (Tidak demikian, bahkan) Allah pasti akan membangkitkan mereka (sebagai suatu janji yang benar dari Allah) lafal wa`dan dan haqqan kedua-duanya adalah bentuk mashdar yang fungsinya mengukuhkan makna fi`ilnya dan dinashabkan oleh fi`ilnya yang keberadaannya diperkirakan; artinya Allah sungguh telah menjanjikan hal tersebut dan Allah akan membuktikannya dengan benar (akan tetapi kebanyakan manusia) penduduk Mekah (tiada mengetahui) hal tersebut.
««•»»
And they swear by God their most earnest oaths, in other words, with their utmost earnestness therein, that God will not resurrect the dead. God, exalted be He, says: Nay, He will resurrect them: it is a promise binding upon Him (both wa‘dan and haqqan are verbal nouns, used for emphasis, and are in the accusative because of the verbal actions implicit in them; in other words, He promised that and made it a binding truth) but most people, that is, the people of Mecca, do not know, that.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Daud bin Abu Hindun yang menceritakan, bahwa ayat ini, yaitu,
"Dan orang orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya..."
(An-Nahl 41)
sampai dengan firman-Nya,
"...dan hanya kepada Rabb mereka sajalah mereka bertawakkal."
(QS. An-Nahl [16:42).

Ayat-ayat di atas diturunkan berkenaan dengan Abu Jandal bin Suhail.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 37][AYAT 39]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
38of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=38&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#16:38

Tidak ada komentar:

Posting Komentar