Kamis, 30 Juli 2015

[016] An Nahl Ayat 042

««•»»
[016] An Nahl Ayat 042
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 41][AYAT 43]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
42of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=42&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#16:42

[016] An Nahl Ayat 041

««•»»
Surah An Nahl 41

وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مَا ظُلِمُوا لَنُبَوِّئَنَّهُمْ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَلَأَجْرُ الْآخِرَةِ أَكْبَرُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
««•»»
waalladziina haajaruu fii allaahi min ba'di maa zhulimuu lanubawwi-annahum fii alddunyaa hasanatan wala-ajru al-aakhirati akbaru law kaanuu ya'lamuuna
««•»»
Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui,
««•»»
Those who migrate for the sake of Allah after they have been wronged, We will surely settle them in a good place in the world, and the reward of the Hereafter is surely greater, had they known.
««•»»

Allah SWT menjelaskan bahwa orang-orang yang berhijrah meninggalkan kaum kerabatnya yang dicintai dan meninggalkan kampung halamannya, sehingga sebagian dari mereka ikut ke negeri Habasyah semata-mata mengharapkan paha dari Allah dan ingin mendapatkan keridaan Nya setelah mereka itu dianiaya pasti akan diberi tempat yang baik di sisi Allah. Yang dimaksud dengan hijrah dalam ayat ini ialah hijrah kaum Muslimin dari Mekah ke Habsyah, yaitu hijrah yang pertama dilakukan oleh kaum Muslimin yang terdiri dari 83 orang. Pengrtian ini di dasarkan pada pendapat yang mengatakan bahwa ayat ini adalah ayat Makiyah, dan dkuatkan pula oleh riwayat dari Abdu bin Humaid dan Ibnu Jarir serta Ibnu Munzir dari Qatadah yang mengatakan: "Bahwa para sahabat Nabi saw teraniaya oleh penduduk Mekah. Mereka mungkin diusir dari kampung halamannya, sehingga sebagian dari mereka ikut ke negeri Habsyah.

Sesudah itu Allah SWT menyuruh mereka mempersiapkan diri hijrah ke Madinah, lalu kota itu dijadikan kota hijrah dan mereka diberi penolong-penolong yang terdiri orang-orang yang beriman".

Kemudian mereka itu dijanjikan kemenangan terhadap orang-orang yang menganiaya dan dijanjikan tempat yang baik di dunia, karena mereka telah rela meninggalkan tempat tinggal dan herta benda mereka, semata-mata hanya mengharapkan keridaan Allah. Janji kemenangan yang diberikan kepada kaum Muslimin itu ialah bahwa mereka akan diberi suatu tempat yang bebas dari kekuasaan orang-orang musyrik dan mereka dapat mengatur tata kemasyarakatan sendiri serta akan menjadi pemimpin-pemimpin yang takwa dan memerintahkan orang-orang yang takwa pula.

Di samping itu mereka dijanjikan pula pahala akhirat yang lebih besar yang sebenarnya, apabila mereka mengetahui tentulah mereka akan mengatakan bahwa pahala akhirat itulah yang lebih utama bila dibandingkan dengan kebahagiaan yang akan mereka rasakan di dunia. Diriwayatkan dari Umar bin Khatab, bahwa apabila memberi satu pemberian kepada seorang laki-laki dari golongan Muhajirin ia berkata: "Terimalah pemberian ini, semoga Allah memberikan berkah kepadamu, dalam menikmati itu".

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah) untuk menegakkan agama-Nya (sesudah mereka dianiaya) mengalami penganiayaan dari penduduk kota Mekah yang dimaksud adalah Nabi saw. dan para sahabatnya (pasti Kami akan memberikan tempat buat mereka) menempatkan mereka (di dunia ini) pada suatu tempat tinggal (yang baik) yakni kota Madinah. (Dan sesungguhnya pahala di akhirat) yaitu surga itu (adalah lebih besar) lebih agung (kalau mereka mengetahui) maksudnya kalau orang-orang kafir itu atau orang-orang yang tidak ikut hijrah benar-benar mengetahui tentang kemuliaan yang diperoleh oleh orang-orang yang berhijrah, niscaya mereka akan ikut hijrah bersama dengan orang-orang yang berhijrah.
««•»»
And those who emigrated for God’s cause, to establish His religion, after they had been wronged, through harm, [those] from among the people of Mecca — these were the Prophet (s) and his Companions — truly We shall lodge them in this world in a goodly lodging, namely, Medina, and the reward of the Hereafter, that is, Paradise, is surely greater, grander, did they but know, that is, the disbelievers — or those who stayed behind and did not emigrate — [did they but know] the honour that belongs to emigrants, they would have followed them.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Daud bin Abu Hindun yang menceritakan, bahwa ayat ini, yaitu, "Dan orang orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya..."
(QS. An-Nahl [16]:41)
sampai dengan firman-Nya,
"...dan hanya kepada Rabb mereka sajalah mereka bertawakkal."
(QS. An-Nahl [16]:42)

Ayat-ayat di atas diturunkan berkenaan dengan Abu Jandal bin Suhail.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 40][AYAT 42]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
41of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=41&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#16:41

[016] An Nahl Ayat 040

««•»»
Surah An Nahl 40

إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَا أَرَدْنَاهُ أَنْ نَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
««•»»
innamaa qawlunaa lisyay-in idzaa aradnaahu an naquula lahu kun fayakuunu
««•»»
Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya: "kun (jadilah)", maka jadilah ia.
««•»»
All that We say to a thing, when We will it, is to say to it ‘Be!’ and it is.
««•»»

Kemudian dari pada itu Allah SWT menerangkan bahwa kekuasaan Nya tiada terbatas dan bahwa kekuasaanya Nya tidak dapat dibatasi sedikitpun oleh semua makhluk yang di langit maupun di bumi. Allah SWT menyatakan bahwasanya apabila ia berkehendak untuk menghidupkan orang yang mati cukuplah baginya mengatakan kepadanya: "Jadilah maka jadilah ia sesuai dengan kehendak Allah itu".

Di ayat yang lain Allah SWT menerangkan bahwa terwujudnya sesuatu dikehendaki itu tidaklah memerlukan waktu yang tertentu, akan tetapi memerlukan waktu yang sekejap mata.

Allah SWT berfirman:
وَمَا أَمْرُنَا إِلَّا وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ
Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata.
(QS. Al Qamar [54]:50)

Dan juga Allah menjelaskan bahwa membangkitkan orang-orang yang telah mati bagi Nya sama halnya dengan menciptakan sesuatu jiwa.

Allah SWT berfirman:
مَا خَلْقُكُمْ وَلَا بَعْثُكُمْ إِلَّا كَنَفْسٍ وَاحِدَةٍ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ
Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
(QS. Luqman [31]:28)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya) artinya Kami berkehendak untuk mengadakannya. Lafal qaulunaa adalah mubtada sedangkan khabarnya ialah (Kami hanya mengatakan kepadanya, "Jadilah," maka jadilah ia) artinya, maka sesuatu yang dikehendaki-Nya itu ada seketika. Menurut qiraat lafal fayakuunu dibaca nashab sehingga menjadi fayakuuna karena diathafkan kepada lafal naquula. Ayat ini menunjukkan makna menetapkan kekuasaan Allah di dalam membangkitkan makhluk.
««•»»
All that We say to a thing, when We will it, that is, when We will that it come into existence (qawlunā is a subject, the predicate of which is [what follows]) is to say to it ‘Be,’ and it is, in other words, and that [thing] is (a variant reading [for fa-yakūnu] has fa-yakūna as a supplement to naqūla). The verse is intended as an affirmation of the power [of God] to resurrect.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 39][AYAT 41]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
40of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=40&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#16:40

[016] An Nahl Ayat 039

««•»»
Surah An Nahl 39

لِيُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي يَخْتَلِفُونَ فِيهِ وَلِيَعْلَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّهُمْ كَانُوا كَاذِبِينَ
««•»»
liyubayyina lahumu alladzii yakhtalifuuna fiihi waliya'lama alladziina kafaruu annahum kaanuu kaadzibiina
««•»»
Agar Allah menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu, agar orang-orang kafir itu mengetahui bahwasanya mereka adalah orang-orang yang berdusta.
««•»»
That He may clarify for them what they differ about, and that the faithless may know that they were liars.
««•»»

Kemudian dari pada itu Allah SWT menjelaskan hikmah terjadinya hari berbangkit, yaitu supaya Allah menjelaskan kepada mereka dengan penjelasan yang benar, tentang kebenaran wahyu yang dibawa oleh Rasul, yang mereka ingkari, sehingga pada hari itu mereka dapat membedakan kebenaran wahyu itu dan kesalahan pendapat mereka, serta akibat-akibat yang diterima oleh orang yang menaati bimbingan Allah, juga penyesalan yang dialami oleh orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri. Pada saat itulah mereka baru merasakan bahwa seruan Rasul itu adalah bimbingan Allah yang benar. Sedang mereka sendiri menyesali keingkaran mereka itu dengan penyesalan yang tidak berguna lagi.

Di akhir ayat Allah SWT menegaskan bahwa Allah SWT membangkitkan mereka itu pada saat hari kiamat ialah agar orang-orang yang mengingkari kebenaran wahyu Allah itu dapat mengetahui bahwa hari berbangkit dan hari pembalasan yang mereka dustakan itu betul-betul terjadi. Pada hari itulah mereka benar-benar menyaksikan siksa Allah yang diancamkan kepada mereka itu sedang mereka tidak dapat lagi mengelak dari siksaan itu.

Allah SWT berfirman:
هَذِهِ النَّارُ الَّتِي كُنْتُمْ بِهَا تُكَذِّبُونَ
(Dikatakan kepada mereka): "lnilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya?".
(QS. At Tuur [52]:14)

Dan firman-Nya:
أَفَسِحْرٌ هَذَا أَمْ أَنْتُمْ لَا تُبْصِرُونَ
"Maka apakah ini sihir? Ataukah kamu tidak melihat?"
(QS. At Tuur [52]:15)

Dan firman Nya lagi:
اصْلَوْهَا فَاصْبِرُوا أَوْ لَا تَصْبِرُوا سَوَاءٌ عَلَيْكُمْ إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Masuklah kamu ke dalamnya (rasakanlah panas apinya) maka baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagimu, kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan".
(QS. At Tuur [52]:16)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Agar Allah menjelaskan) lafal liyubayyina ini berta`lluq kepada lafal yab`atsuhum yang keberadaannya diperkirakan (kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu) bersama dengan orang-orang mukmin (tentangnya) tentang masalah agama; melalui cara mengazab orang-orang kafir dan memberi pahala orang-orang mukmin (agar orang-orang kafir itu mengetahui bahwasanya mereka adalah orang-orang yang berdusta) disebabkan mereka mengingkari adanya hari berbangkit.
««•»»
That He may make clear to them (li-yubayyina is semantically connected to an implied yab‘athuhum, ‘He will resurrect them’) what they differ, with believers, in, of matters of religion, by punishing them and rewarding the believers, and that the disbelievers may know that they were liars, when they denied the Resurrection.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 38][AYAT 40]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
39of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=39&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#16:39

[016] An Nahl Ayat 038

««•»»
Surah An Nahl 38

وَأَقْسَمُوا بِاللَّهِ جَهْدَ أَيْمَانِهِمْ لَا يَبْعَثُ اللَّهُ مَنْ يَمُوتُ بَلَى وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
««•»»
wa-aqsamuu biallaahi jahda aymaanihim laa yab'atsu allaahu man yamuutu balaa wa'dan 'alayhi haqqan walaakinna aktsara alnnaasi laa ya'lamuuna
««•»»
Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh: "Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang mati". (Tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui,
««•»»
They swear by Allah with solemn oaths that Allah will not resurrect those who die. Yes indeed, it is a promise binding upon Him, but most people do not know.
««•»»

Sesudah itu Allah SWT menjelaskan keingkaran mereka yang lain, yaitu keingkaran mereka kepada hari berbangkit. Allah SWT menjelaskan kepada Nabi Muhammad saw bahwa mereka itu bersumpah dengan nama Allah dengan sikap yang bersungguh-sungguh bahwa mereka itu tetap berkeras hati tidak mau percaya akan terjadinya hari berbangkit, yaitu adanya hari berbangkit di akhirat setelah kehidupan dunia ini. Pembangkangan mereka terhadap hari berbangkit adalah akibat selanjutnya dari keingkaran mereka terhadap seruan Rasul. Mereka berpendapat bahwa kematian itu tiada lain hanyalah kehancuran dan kemusnahan, maka bagaimana mungkin terjadinya kebangkitan setelah badan itu musnah. Mengembalikan barang yang musnah kepada bentuknya semula adalah mustahil.

Maka Allah SWT membatalkan keyakinan mereka yang salah itu dan menegaskan bahwa yang benar tidaklah demikian. Tetapi keyakinan yang benar ialah bahwa Allah akan membangkitkan seluruh manusia yang telah mati sebagai suatu janji yang telah ditetapkan, dan tidak boleh tidak pasti terjadi. Akan tetapi karena kebanyakan dari mereka itu tidak mengerti sifat-sifat Allah itu mempunyai kekuasaan yang tidak terbatas maka mereka tidak mengetahui janji Allah tentang terjadinya hari berbangkit harus terjadi dan pada saat itu semua makhluk yang telah mengalami kemusnahan dan kehancuran akan dibangkitkan kembali dari alam kuburnya dan akan dihidupkan kembali sebagai makhluk yang harus bertanggung jawab atas amal perbuatan diri mereka di dunia.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh) artinya mereka bersumpah dengan sungguh-sungguh ("Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.") maka Allah berfirman menyanggah mereka (Tidak demikian, bahkan) Allah pasti akan membangkitkan mereka (sebagai suatu janji yang benar dari Allah) lafal wa`dan dan haqqan kedua-duanya adalah bentuk mashdar yang fungsinya mengukuhkan makna fi`ilnya dan dinashabkan oleh fi`ilnya yang keberadaannya diperkirakan; artinya Allah sungguh telah menjanjikan hal tersebut dan Allah akan membuktikannya dengan benar (akan tetapi kebanyakan manusia) penduduk Mekah (tiada mengetahui) hal tersebut.
««•»»
And they swear by God their most earnest oaths, in other words, with their utmost earnestness therein, that God will not resurrect the dead. God, exalted be He, says: Nay, He will resurrect them: it is a promise binding upon Him (both wa‘dan and haqqan are verbal nouns, used for emphasis, and are in the accusative because of the verbal actions implicit in them; in other words, He promised that and made it a binding truth) but most people, that is, the people of Mecca, do not know, that.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
klik ASBABUN NUZUL klik
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

Ibnu Jarir mengetengahkan sebuah hadis melalui Daud bin Abu Hindun yang menceritakan, bahwa ayat ini, yaitu,
"Dan orang orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya..."
(An-Nahl 41)
sampai dengan firman-Nya,
"...dan hanya kepada Rabb mereka sajalah mereka bertawakkal."
(QS. An-Nahl [16:42).

Ayat-ayat di atas diturunkan berkenaan dengan Abu Jandal bin Suhail.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 37][AYAT 39]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
38of128
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=16&tAyahNo=38&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#16:38